Sabtu, 16 Agustus 2008

BERTEMU SUKU KOKODA, DI SORONG PAPUA

Akhir Juli dua tahun silam, saya berkesempatan mengunjungi Kota Sorong di Papua. Setelah sejenak transit di Ambon, saya akhirnya mendarat di sebuah bandara kecil di kota Sorong namanya “Domino Edward Osok” (tidak mudah mengingat nama itu loh).  Sangat sederhana, bagi ukuran sebuah bandara. Asal tahu saja, landasan pesawat terbangnya biasa digunakan trek-trekan motor pada sore hari. 
Saya bergumam dalam hati,  kalo ada bagian onderdil motor yang ngetrek di atas landasan pesawat tersebut tertinggal dan dia bersifat tajam, wah…bakal memakan korban, tuh.

Saya  mengetahui kejadian trek-terkan tersebut, saat melintasinya menuju sebuah perkampungan suku asli di Papua (hehehe…ojek aja bisa melintasi landasan pacu bandara khan). Suku Kokoda namanya.  karena perkampungan tersebut tak jauh dari landasan pesawat dan berada tepat di atas rawa-rawa di tepi pantai sekitar bandara.
Dengan perawakan dan wajah khas Papua, nampa sekali mereka sangat ramah. Kami diterima dengan senyum merekah hingga menampakkan gigi putih tertata. Assalamu;alaikum… teriak Hasan. salah seorang pemuda yang kami dijumpai di dekat gerbang perkampungan tersebut.

Loh..kok,memberi salam ? yah benar, mereka adalah suku asli yang beragama Islam. Mereka hidup dalam kesederhanaan, seperti kebanyakan masyarakat nelayan lainnya. Pun demikian nampak sekali, meskipun tepat disamping bandara, sekedar aliran listrik tak dapat mereka nikmati, airpun lebih banyak didapat dari tadah hujan. Ciri komunitas Muslim ini juga ditampakkan dari bertenggernya sebuah Musholla di antara rumah-rumah kayu yang ada.
Kokoda, nama itu selalu terngiang dalam ingatan. Salah satu komunitas Muslim, yang belum banyak dikenal dan membutuhkan bantuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar