Bencana selalu saja menyisakan duka. Bisa karena kehilangan orang
yang dicintainya atau kehilangan harta benda yang diperolehnya dengan
susah payah.
Meregangnya nyawa akibat bencana menjadi fenomena menarik, terutama
bagi kalangan media. Bad news is a good news nampaknya dijadikan
pembenaran sesaat.
Lihat saja di Padang di saat gempa melanda beberapa tahun yang lalu. Ambacang, sebuah hotel yang runtuh seolah memiliki magnet yang luar biasa, tiada henti disajilkan di layar kaca.
Terakhir, ditemukannya puluhan korban wedhus gembel dijadikan
konsumsi publik, tak peduli para pengungsi yang sedang cemas juga turut
menyaksikannya pun semakin resah dibuatnya.Lihat saja di Padang di saat gempa melanda beberapa tahun yang lalu. Ambacang, sebuah hotel yang runtuh seolah memiliki magnet yang luar biasa, tiada henti disajilkan di layar kaca.
Sadar atau tidak eksploitasi kesedihan selalu saja diberitakan dan
menjadi pelengkap derita. Para korban bencana pun semakin menikmati
“racun” dalam jiwanya. Semakin kronis luka deritanya.
Tak berhenti sampai di situ. Racun lain juga kerap menghantui tubuh
para penghuni pengungsian. Pasalnya kiriman logistlk berupa mie instan
seakan jadi menu wajib yang tak dapat ditolak. Sehari dua hari mungkin
darurat. Namun biasanya bahkan hingga bulanan. Tiada hari tanpa mie
instan.
Racun-racun itu kini menggerogoti mereka yang selamat dari bencana.
Namun sesungguhnya merekapun mati secara perlahan. Mati karena secara
mental dihantui tayangan duka dan kesedihan, mati karena terpaksa
mengkonsumsi makanan yang membahayakan.
Tolong jangan racuni mereka lagi, tolong selamatkan mereka.
Bangkitkan mental mereka dengan informasi yang menghibur dan
menggairahkan. Sehatkan mereka dengan makanan yang layak gizi dan ramah
di pencernaan. Agar mereka tak menjadi korban untuk yang kesekian
kalinya. Korban ketidak pedulian.
———-
Ditulis di atas kapal Labobar yang penuh sesak dengan mie instan bantuan bencana Mentawai dan di sela-sela tayangan televisi menyayat hati
Ditulis di atas kapal Labobar yang penuh sesak dengan mie instan bantuan bencana Mentawai dan di sela-sela tayangan televisi menyayat hati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar